Jumat, 13 Januari 2012

Motor Nasional Tak Maju (Laku)

 
Tertarik saat membaca sebuah artikel yang berasal otomotifnet.com dengan judul motor nasional tidak didukung oleh pemerintah. Dalam artikel tersebut secara tersurat dituliskan keinginan dan saran/harapan beberapa orang agar motor nasional bisa maju dan berkembang. Salah satunya adalah keinginan dari Dr. Joko Sutrisno, Direktur Pembinaa SMK, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menurutnya Perlu keseriusan dan dukungan  pemerintah untuk menjadikan motor nasional juara di negeri sendiri. Pada tahun 2011 saja, data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) membeberkan sudah 8 juta unit motor lebih terjual. Tidak sekadar ucapan. Yopie bilang, kalau ada niat serius pemerintah bisa membuat peraturan yang mewajibkan penggunaan motor nasional, misal untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) terlebih dahulu. Memang bagus sih sebagai ajang promosi tapi kalau begitu bukannya hanya akan membebani pemerintah, motor nasional juga mesti membuktikan kualitasnya, segmentasi possitioning yang tepat dan paham selera pasar plus inovasi. Seperti halnya bajaj, TVS, dan Hero yang berjaya di negerinya bukan hanya karena motor nasional tapi karena terbukti kualitasnya di akui di dalam negeri bahkan sampai bisa expansi keluar negeri.
Sebelum mobil Esemka booming, di dunia roda dua pun siswa SMK di Jakarta memiliki kemampuan rancang bangun motor. Motor yang mengusung nama Auriga Esemka ini berkapasitas 100cc dan dijual dengan banderol Rp 7 juta on the road.

Bahkan, di sekolah kejuruan itu didirikan showroom yang bertugas menjual motor hasil rakitan anak SMK ini. Sayangnya kini rakitan anak sekolahan ini layu sebelum berkembang.

SMKN 4 yang terletak di Jakarta Utara itu sudah menghasilkan puluhan motor. Sekolah ini kerja sama dengan pabrikan motor Kanzen yang kini, sayangnya juga sudah tidak produksi lagi. Saya sendiri dulunya menggira kalau Kanzen itu adalah motor buatan cina (kayanya bukan hanya saya) sedangkan image motor cina dulu memang kurang baik hanya Viar yang sampai kini masih bertahan karena melirik segmentasi dan possitioning harga yang tidak dilirik oleh produsen motor lain.


Sangat di sayangkan motor nasional yang dibuat anak esemka sekarang ini masih mengandalkan mesin teknologi lama yang mirip dengan mesin honda (mungkin karena pimpinan kanzen motor dulunya juga petinggi AHM) bentuk desain kurang modis fitur2 minimalis cuma mengandalkan fungsional mana bisa bersaing, selain rasa nasionalisme kita jg butuh prestige

Tidak ada komentar:

Posting Komentar