Rabu, 28 September 2011

Komparasi Motor Sport 150 cc

MotoBike - Kehadiran Honda New Mega Pro dan Yamaha Byson membuat pasar motor sport makin ramai, terutama di kelas 150-160 cc. Sebelumnya sudah dihuni oleh Yamaha V-Ixion, TVS Apache RTR 160 DD, Minerva R150 VX dan Viar VIX 150R.
Nah untuk mengetahui seperti apa keunggulan masing-masing, Mr. Testo & friends akan coba memaparkan untuk Anda. Bahkan juga kami jajal turing Jakarta-Bandung dalam berbagai kondisi jalan untuk mengeksplorasi kemampuan dan potensi yang disimpan.
Berikut ulasannya!.

FITUR DAN TEKNOLOGI
Mengenai item ini, coba kita mulai dari spidometer. Hampir semua kontestan sudah mengaplikasi tipe digital. Kecuali V-Ixion yang masih full analog. Khusus New Mega Pro punya kelebihan dilengkapi jam.
Lalu sektor pengereman, kecuali duo Yamaha (Byson dan V-Ixion) semua sudah tipe cakram depan-belakang. Sementara untuk suspensi, kecuali Apache semua sudah monosok. Lampu depan R150VX dan VIX150R unggul dengan model proyektor.
Bagaimana dengan teknologi? V-Ixion tergolong paling maju, selain dilengkapi 4 klep berpendingin cairan, sudah menerapkan injeksi. Sedang New Mega Pro, Byson dan Apache puas dengan karbu vakum yang dilengkapi TPS terintegrasi dengan CDI multimap. Untuk Minerva dan Viar sudah menganut oil cooler untuk membantu pendinginan.

DESAIN
Bicara desain, Byson sangat berkarakter street fighter, kekar dan identik sebagai pacuan life style! Terlihat dari tangki besar berpadu kaki-kaki kekar dan setang baplang. Juga pemakaian lampu model telanjang. New Mega Pro pun senada. Namun lebih cenderung sebagai motor penjelajah, tampak dari rancangan setang yang tinggi.
Kalau Apache lebih ke sport turing. V-Ixion dari lahir tercetak sebagai sport turing modern, dengan rangka model deltabox. Sedang R150VX dan VIX150R murni motor sport, dengan desain full fairing dan setang jepit.

HANDLING & PERFORMA
Melibas jalur Jakarta-Puncak-Bandung-Jonggol-Jakarta, New Mega Pro punya karakter yang paling enak, lantaran punya torsi gede. Sejak 3 ribu rpm sudah terasa padat berisi. Nafas mesin pun kayak gak habis-habis.
Riding positionnya terbilang sangat nyaman. Handlingnya juga mantap, ayunan suspensi belakang punya rebound lembut. Sayang ban dirasakan kurang lebar.
Beda dengan Byson. Soal handling, jagoan Garputala ini terbilang paling mantab. Pasalnya kaki-kaki motor 153 cc ini terbilang paling kekar di kelasnya. Sokbreker depan berdiameter 41 mm. Menikung di jalanan bergelombang seperti jalur Jonggol gak masalah.
Meski posisi setang agak lebar berpadu tinggi jok yang 790 mm dari tanah, tidak membuat rider cepat letih ketika harus meliuk-liuk di jalan padat merayap. Namun sayang performa mesin terbilang kurang bertenaga, kendati bisa meraih top speed 119 km/jam, namun butuh waktu lama.
Membesut V-Ixion tergolong nyaman. Di tiap tikungan terasa lincah dan anteng. Enggak mudah goyang meskipun berpapasan dengan bus maupun truk berkecepatan tinggi. Bicara performa, dengan teknologi injeksi membuat tenaga dapur pacu dari putaran bawah, menengah hingga atas terasa ngisi terus.
Begitu juga kala menaiki TVS Apache, handling cukup mantap dan mudah dikendalikan. Bicara performa tenaga terasa ngisi, terutama di putaran bawah hingga menengah.
Naik Viar VIX 150R cukup nyaman, posisi stang tidak terlalu menunduk, pokoknya buat kontur asia motor ini cukup nyaman alias gak jinjit, panel indikator plus lampu depan juga ciamik terbaca jelas.
Soal handling tergolong cukuplah. Tidak dirasakan ada gejala ngebuang meski diajak nikung di tikungan bergelobang. Performa terutama di kisaran 8.500 rpm, power cukup sangar. Tapi sayang saat mesin mulai panas, ada gejala mesin lambat merespon pelintiran gas dari sang rider.
Gimana dengan R150VX? Handling terbilang lumayan, kendati suspensi depan-belakang terasa terlalu empuk. Sehingga mesti lebih waspada kala menikung kencang. Performa mesin terbarunya terbilang handal, bertenaga dan lebih halus, sayang putaran gas sangat berat, bikin lengan cepat capai. Satu lagi muncul gejala rem ngeblong saat panas. Sumber : www.mymotobike.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar