Minggu, 25 September 2011

Skubek Non Jepang, Tetap Eksis Diluar Perang Matik Jepang



Pertumbuhan skubek di Indonesia meningkat drastis. Bahkan Asosiasi Industri Sepeda Motor (AISI) memprediksi market share-nya tahun ini bakal meningkat hingga lebih dari 50 persen, atau mengungguli jumlah penjualan bebek.

Itu data AISI, lalu bagaimana dengan perkembangan skubek non Jepang. Selain merek Honda, Yamaha dan Suzuki dari Jepang ada beberapa merek non Jepang yang hingga saat ini masih eksis dengan varian skubeknya.

Mulai dari Piaggio Indonesia yang mulai eksis dengan merek Piaggio dan Vespa-nya. Lalu ada SYM dari Taiwan, belum lagi merek-merek entry level seperti Viar, Jialing dan KTM.

Menariknya, hampir semua 'pemain' skubek non Jepang ini memilih menghindar dari persaingan panas di pasar yang geluti merek Jepang. Skubek Jepang saat ini bermain dikisaran harga Rp 12 sampai 15 jutaan.

Sedang merek non Jepang umumnya bermain diluar kisaran harga tersebut. "Kita menawarkan alternatif bagi konsumen yang menghendaki skubek yang lebih eksklusif," terang Sony Budiwasono, Marketing Manager, PT Piaggio Indonesia (PI) saat ditemui disela sesi test ride beberapa waktu yang lalu.

Piaggio Indonesia membanderol tiga model andalannya dengan harga di atas Rp 20 jutaan. Vespa LX 150 injeksi ini dijual Rp 24,9 juta. Lebih mahal dari versi 125cc karburator yang hanya Rp 22,9 juta. Selain itu Piaggio Liberty 150 ie juga dilepas Rp Rp 22,5 juta. Hanya Piaggio Zip dijual mulai Rp 12,9 jutaan.

Hal yang sama juga dilakukan SYM. Skubek asal Taiwan ini dijual diatas harga skubek Jepang. Varian SYM Attila dan Shark, masing-masing dijual Rp 15,7 juta dan Rp 16,9 juta. Sedang Minerva Sachs juga punya varian skubek GTR 150 dan 170 yang dijual Rp 17,5 dan 20 jutaan.

Di kelas entry level, ada Viar yang punya strategi berbeda. Viar VioR masih menjadi skubek dengan harga paling murah, dilepas dengan harga Rp 8 jutaan. PT Triangle Motorindo, pemilik merek Viar, memang sengaja mempertahankan harga jualnya yang tidak terlalu tinggi.

Jialing dan KTM juga melakukan hal yang sama. Sama-sama memasarkan skubek dengan harga dibawah Rp 10 jutaan. "Kalau bermain di kelas menengah yang sama dengan kompetitor harus memiliki diferensiasi produk yang jelas, padahal persaingannya sudah sangat padat," ungkap A.Z Dalie, GM Marketing PT. Triangle Motorindo (TM). Sumber : (motorplus-online.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar