Rabu, 19 Oktober 2011

supercharger cara ideal untuk mendapatkan tenaga besar dari mesin berukuran kecil

Ukuran Mesin Dipangkas Tenaga Tetap Beringas

Satu lagi penemuan yang bakal merubah wajah dunia otomotif di dunia. Pada acara konferensi tahunan Supercharging ke-16 yang digelar pekan lalu di Technical University of Dresden di Jerman, terdapat banyak perkembangan baru di seputar perangkat penambah pasokan udara ke mesin bernama supercharger.

Saat ini tren mengecilnya ukuran kapasitas mesin membuat perangkat supercharger merupakan cara ideal untuk mendapatkan tenaga besar dari mesin berukuran kecil.

Beberapa waktu lalu, perusahaan bernama Controlled Power Technologies (CPT) pernah merilis supercharger listrik bertegangan 12 volt yang mampu mendongkrak tenaga mesin. Kali ini CPT telah mengembangkan perangkat serupa bertegangan 48 volt yang menggunakan tenaga listrik berdaya 7 kW.

Perangkat ini mampu melipatgandakan tenaga di kruk as mesin hingga 6 kali lipat bahkan 10 kali lipat sehingga sangat ideal bagi mesin-mesin kecil untuk mendapatkan tenaga tambahan saat menyusul kendaraan lain dan mendaki di jalan menanjak.

Perangkat supercharger canggih ini bekerja berdasarkan Variable Torque Enhancement System (VTES) yang dikembangkan oleh CPT, berkat kemampuannya dalam menyuplai udara dingin secara cepat.  Dalam detik ketiga, turbin dalam perangkat tersebut sudah berputar pada kecepatan 70.000 rpm.

Putaran yang demikian spontan ini mampu mengatasi masalah utama gejala turbolag atau kekosongan pasokan yang biasa terjadi pada supercharger konvensional yang perputarannya mengandalkan kecepatan putaran kruk as mesin maupun turbocharger yang mengandalkan tekanan gas buang mesin untuk memutar turbin dalam perangkat turbo.

Supercharger listrik ini memanfaatkan teknologi switched reluctance motor yang memiliki efisiensi tinggi dan menghindari pemakaian magnet permanen yang umumnya terbuat dari material bumi yang langka. 

pihak CPT berharap para produsen kendaraan akan tertarik untuk beralih menggunakan perangkat penambah pasokan udara listrik ini karena merupakan alternatif yang lebih efisien dibanding menggunakan supercharger mekanis atau menggunakan sistem twin-turbocharging yang saat ini digunakan pada kendaraan-kendaraan micro hybrid.

Dengan menggunakan supercharger listrik ini mesin lebih cepat mendapatkan torsi tambahan meskipun pada putaran mesin yang sangat rendah. Direktur sekaligus pimpinan tehnik CPT Guy Morris menjelaskan, supercharger listrik 48 volt ini mampu memperlebar rentang torsi mesin.

Selain mampu meningkatkan efisiensi dan sekaligus meningkatkan performanya, perangkat ini juga mampu menekan emisi CO2 secara signifikan. Alhasil, tidak akan ada defisit torsi meskipun kapasitas dan ukuran mesin diperkecil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar